ernespanya creation

ernespanya creation
cari teman dan jadi temanku

Rabu, 31 Agustus 2011

10 tingkatan sifat seorang muslim

1.Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus
ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang
bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan
yang kuat kepada Allah SWT. Dengan ikatan
yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari
jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan
kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang
muslim akan menyerahkan segala
perbuatannya kepada Allah sebagaimana
firman-Nya yang artinya:
"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan
matiku, semua bagi Allah tuhan semesta
alam" (QS. 6:162).
Karena aqidah yang salim merupakan sesuatu
yang amat penting, maka dalam awal
da'wahnya kepada para sahabat di Mekkah,
Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan
aqidah, iman dan tauhid.
2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah
Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu
haditsnya, beliau bersabda:
"Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku
shalat". Dari ungkapan ini maka dapat
disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap
peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah
Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur
penambahan atau pengurangan.
3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)
Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku
yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik
dalam hubungannya kepada Allah maupun
dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak
yang mulia, manusia akan bahagia dalam
hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.
Karena begitu penting memiliki akhlak yang
mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah SAW
diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau
sendiri telah mencontohkan kepada kita
akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh
Allah SWT di dalam Al Qur'an.
Allah berfirman yang artinya: "Dan
sesungguhnya kamu benar-benar memiliki
akhlak yang agung" (QS. 68:4).
4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)
Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi
pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan
jasmani berarti seorang muslim memiliki daya
tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan
ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya
yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji
merupakan amalan di dalam Islam yang harus
dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat.
Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus
mendapat perhatian seorang muslim dan
pencegahan dari penyakit jauh lebih utama
daripada pengobatan. Rasulullah SAW bersabda
yang artinya: "Mukmin yang kuat lebih aku
cintai daripada mukmin yang lemah (HR.
Muslim)
5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir)
Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi
pribadi muslim yang juga penting. Karena itu
salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Al
Qur'an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang
merangsang manusia untuk berfikir, misalnya
firman Allah yang artinya: "Mereka bertanya
kepadamu tentang khamar dan judi.
Katakanlah: " pada keduanya itu terdapat dosa
besar dan beberapa manfaat bagi manusia,
tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu
apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang
lebih dari keperluan". Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya
kamu berfikir" (QS 2:219)
Allah mempertanyakan kepada kita tentang
tingkatan intelektualitas seseorang,
sebagaimana firman Allah yang artinya:
Katakanlah: "samakah orang yang mengetahui
dengan orang yang tidak mengetahui?"',
sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran". (QS 39:9)
6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan
hawa nafsu)
Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu
kepribadian yang harus ada pada diri seorang
muslim karena setiap manusia memiliki
kecenderungan pada yang baik dan yang buruk.
Melaksanakan kecenderungan pada yang baik
dan menghindari yang buruk amat menuntut
adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada
manakala seseorang berjuang dalam melawan
hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap
diri manusia harus diupayakan tunduk pada
ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang
artinya: "Tidak beriman seseorang dari kamu
sehingga ia menjadikan hawa nafsunya
mengikuti apa yang aku bawa (ajaran
Islam)" (HR. Hakim)
7. Harishun Ala Waqtihi(pandai menjaga
waktu)
Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting
bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat
perhatian yang begitu besar dari Allah dan
Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di
dalam Al Qur'an dengan menyebut nama waktu
seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili
dan seterusnya.
Allah SWT memberikan waktu kepada manusia
dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari
semalam. "Lebih baik kehilangan jam daripada
kehilangan waktu". Waktu merupakan sesuatu
yang cepat berlalu dan tidak akan pernah
kembali lagi.
Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut
untuk pandai mengelola waktunya dengan baik
sehingga waktu berlalu dengan penggunaan
yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara
yang disinggung oleh Nabi SAW adalah
memanfaatkan momentum lima perkara
sebelum datang lima perkara, yakni waktu
hidup sebelum mati, sehat sebelum datang
sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum
sibuk dan kaya sebelum miskin.
8. Munazhzhamun fi Syuunihi(teratur dalam
suatu urusan)
Munazhzhaman fi syuunihi termasuk
kepribadian seorang muslim yang ditekankan
oleh Al Qur'an maupun sunnah. Oleh karena itu
dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan
masalah ubudiyah maupun muamalah harus
diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik.
Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-
sama, maka diharuskan bekerjasama dengan
baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.
9. Qodirun Alal Kasbi(memiliki kemampuan
usaha mandiri)
Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang
harus ada pada diri seorang muslim. Ini
merupakan sesuatu yang amat diperlukan.
Mempertahankan kebenaran dan berjuang
menegakkannya baru bisa dilaksanakan
manakala seseorang memiliki kemandirian
terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit
seseorang mengorbankan prinsip yang telah
dianutnya karena tidak memiliki kemandirian
dari segi ekonomi. Karena pribadi muslim
tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh
saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia
bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat,
infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa
depan yang baik. Oleh karena itu perintah
mencari nafkah amat banyak di dalam Al
Qur'an maupun hadits dan hal itu memiliki
keutamaan yang sangat tinggi.
Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah
seorang muslim amat dituntut memiliki
keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu
menjadi sebab baginya mendapat rizki dari
Allah SWT. Rezeki yang telah Allah sediakan
harus diambil dan untuk mengambilnya
diperlukan skill atau ketrampilan.
10. Nafi'un Lighoirihi (bermanfaat bagi org
lain)
Nafi'un lighoirihi merupakan sebuah tuntutan
kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud
tentu saja manfaat yang baik sehingga
dimanapun dia berada, orang disekitarnya
merasakan keberadaan. Jangan sampai
keberadaan seorang muslim tidak
menggenapkan dan ketiadaannya tidak
mengganjilkan.
Ini berarti setiap muslim itu harus selalu
berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya
semaksimal untuk bisa bermanfaat dan
mengambil peran yang baik dalam
masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah
SAW bersabda yang artinya: "Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
orang lain" (HR. Qudhy dari Jabir).